Selain moviefreaks, gw juga bisa dibilang penggemar buku, terutama buku-buku novel yang ada twist endingnya, buku-buku sejarah, biografi dan filsafat. Untuk yang 3 terakhir sih emang rada berat, Cuma banyak yang bisa gw dapet dari buku-buku kaya gitu kaya misalnya Max Havelar, catatan harian Hitler sampe buku-buku yang ngerangkum pemikiran-pemikiran Plato tentang keresahan dia akan dunia yang akan dating. Oke lah, gw nggak mau ngebahas yang berat-berat kaya gitu.
Gw Cuma pengen ngebahas 2 buku atau lebih tepatnya novel buatan penulis
Indonesia, E.S Ito. Buku itu judulnya “Negara Kelima” dan “Rahasia Meede”. Disaat fenomena Laskar Pelangi dan Ayat-Ayat Cinta mewabah Jakarta, yang menurut gw 2 buku itu terkesan Preachy, gw malah tenggelam sama 2 buku karya Ito tersebut yang menurut gw spektakuler… sekali lagi ini menurut gw ya. Mungkin ada yang udah baca, tapi gw yakin lebih banyak yang nggak, soalnya buku-buku itu terbit disaat fenomena Laskar Pelangi, Harry Potter dan gossip perceraian Ahmad Dhani-Maia lagi hot-hotnya dipublikasikan…. Hehehehehe. Makanya gw certain sedikit deh kenapa gw tergila-gila banget sama 2 novel ini.
Negara Kelima
Sebenernya ini novel pertama E.S Ito, tapi gw justru taunya setelah gw baca novel keduanya dia, Rahasia Meede. Sekerang novel ini dicetak ulang untuk menyambut Harkitnas. Ceritanya cukup berani, malah menurut gw sedikit gila. Tentang sebuah kelompok patriotik bernama Kelompok Patriotik Radikal (KePaRad) yang isinya anak-anak muda yang memiliki misi untuk membubarkan Indonesia dengan mengembalikan Nusantara ke bentuk “aslinya”. Di sisi lain, 3 ABG dan seorang Reserse Polda Metro Jaya (bahasa Indonesianya detektif) dibunuh dalam kurun waktu 48 jam, dan ditubuh mereka ditandai dengan pisau si pembunuh gambar Piramida. Seorang Polisi anggota Detsus Anti Teror Polda Metro Jaya (plesetan dari Densus 88, pasukan khusus yang dibentuk pemerintah untuk nangkepin teroris-teroris setelah kejadian Bom Bali), dituduh sebagai dalang dari 2 kasus tersebut. Didalam pelariannya Polisi tersebut dibantu sama dosen sejarah dari UI untuk mengungkap symbol yang ada di mayat-mayat tersebut. Ternyata dalam penyelidikan di dalam pelarian tersebut, sebuah fakta sejarah yang mengejutkan berhubungan erat dengan 2 kasus tersebut. Atlantis, sebuah benua yang hilang ditelan alam ternyata berhubungan dengan asal mula terbentuknya Nusantara dari mulai terbentuknya kerajaan Sriwijaya, Majapahit sampai Kabinet Darurat RI pimpinan Sjafirudin Prawiranegara.
Gila, itu kata-kata yang bisa gw bilang tentang novel ini. Ito berhasil mempelintir sejarah tentang Indonesia dicampur dengan imajinasi-imajinasi gilanya dia. Di Novel ini juga dia menyinggung tentang pudarnya rasa nasionalisme anak-anak muda di Jakarta yang lebih mendewakan pergaulan bebasnya, sejarah yang banyak dilebih-lebihkan sampai bobroknya system kepolisian di Indonesia. Pada akhirnya, hancurnya moralitas generasi-generasi penerus bangsa ini nggak lebih disebabkan karena ke-egoisan dan ketamakan para generasi-generasi pendahulunya. Cerita tentang Atlantis yang pernah di tulis Plato dengan lancar bisa dikaitkan dengan asal mula budaya Minangkabau dan Padang. Banyak hal yang gw pelajarin di novel ini seperti profesi Tukang Kaba, Tambo sampe asal mula orang padang menggunakan prinsip Matrilineal (menurunkan marga dari pihak ibu). Pram baru dan Dan Brown Indonesia telah muncul.
8,5 out of 10
Rahasia Meede
Kalo Negara kelima gw bilang novel yang gila, Rahasia Meede bisa gw bilang spektakuler. Bener-bener bisa bikin kita bertanya-tanya, sebenernya Negara seperti apa yang kit tinggalin sekarang ini. Karena udah cukup lama gw baca buku ini, jadi mungkin gw jabarin inti-intinya aja secara beberapa point udah agak lupa juga. Intinya sih nih buku certain tentang sebuah harta karun tak ternilai yang terpendam jauh dibawah kota Jakarta. Harta karun itu berasal dari VOC, serikat dagang Belanda yang menjadi awal penjajahan Belanda di Indonesia. Beberapa orang penting seperti sejarahwan, anggota DPR sampai ilmuwan tewas ditangan orang tak dikenal dengan meniggalkan pesan kematian di tiap korbannya berupa 7 dosa asal Mahatma Gandhi. Seorang wartawan media cetak, mahasiswi asal Belanda, agen khusus dari Kopasus dengan nama sandi Lalat Merah sampe kelompok bajak laut , saling berebut untuk ngedapetin harta karun tersebut. Awal mula kedatangan VOC, misi sesungguhnya dan para penngerak dari VOC sampai kejadian pasca KMB, Konferensi Meja Bundar, yang saat itu dipimpin oleh Bung Hatta menjadi latar belakang cerita. Malah diceritakan juga tentang adanya kota bawah tanah yang terbentang di bawah kota Jakarta dimana pintu masuknya berada tepat di atas Museum Jakarta dan ujungnya berada di Pelabuhan Tanjung Priok. Siapa yang akhirnya mendapatkan harta karun itu ? kayanya lebih seru kalo baca sendiri bukunya.
Jelas novel ini menunjukkan pendewasaan Ito dalam bercerita. Kita dibawa kedalam labirin yang berliuk-liuk ditambah dengan penjelasan-penjelasan sejarah masa lalu Batavia dari para tokoh-tokohnya membuat novel ini benar-benar menarik. Sekali baca, kayanya kita nggak bisa berhenti ditengah-tengah karena dari tiap bab ke bab selanjutnya saling berhubungan, formula yang sama digunakan oleh Dan Brown. Yang lebih gila lagi, ketika Ito mengaitkan hubungan antara Monas dengan symbol VOC, suatu hal yang sering kita lihat sebenarnya. Di novel ini juga, Ito mengungkapkan kegelisahannya tentang banyaknya pihak-pihak asing yang “menjajah” kita baik dari segi ekonomi maupun budaya. Pihak asing yang selalu menginginkan kita untuk selalu “tunduk” kepada mereka tanpa kita sadari. Dan rasa nasionalisme kita yang semakin lama semakin hilang karena maraknya budaya-budaya asing yang masuk ke Negara kita. Hal ini bisa dilihat semakin hedonisnya orang-rang Jakarta saat ini. Buku ini sangat direkomendasikan, bahkan Q Reviews mengatakan kalau buku ini jauh lebih bagus dari DaVinci Code-nya Dan Brown. Two Tumbs Up for E.S Ito.
9 out of 10
Nasionalisme….. itulah yang ingin disampaikan oleh kedua buku ini. E.S Ito bisa secara gambling bercerita tentang sejarah, yang sebenernya sering kita dengar ketika kita sekolah dulu seperti sejarah tentang Majapahit, Sriwijaya, Alexander The Great, PDRI (Pemerintahan Darurat Republik Indonesia) di Negara Kelima sampe awal mula kedatangan VOC, perang padri dan perang bubat, dan Konferensi Meja Bundar di Rahasia Meede lengkap dengan pelaku sejarah, tanggal dan tahunnya. Cerita yang terasa membosankan ketika dibawakan oleh guru sejarah waktu kita sekolah dulu ternyata bisa menarik ketika di ceritakan ulang oleh Ito. Keragaman budaya Indonesia-pun tidak luput dari perhatian Ito. Gimana dia menceritakan Kakehan, sebuah ilmu kuno yang mematikan dari Ambon, asal mula perjuangan rakyat Padang, kehidupan suku Dayak, profesi Tukang Kaba (pendongeng) yang mulai punah, hokum adat istiadat di padang yang dirangkum di dalam Tambo dan juga budaya Batavia yang memang dari dulu menjadi tempat transit dan pelabuhan bangsa-bangsa lain dan membawa banyak budaya seperti arab, India dan cina (Tionghoa). Membaca hal-hal tersebut terus terang bikin gw merasa bangga terhadap banyaknya budaya dan sejarah panjang di Indonesia. Hal yang sangat langka saat ini, terutama di Jakarta. Anak-anak sekarang lebih senang berdandan ala harajuku ketimbang ala pake kebaya atau batik, lebih senang nongkron di citos, Pim atau EX ketimbang jalan-jalan ke museum, lebih senang ngoleksi Naruto atau Detektif Conan ketimbang Wiro Sableng atau Si Buta dari Goa Hantu. Nasionalisme nggak perlu ditunjukkan seperti NagaBonar yang manjat ke atas patung Jend. Sudirman dan berteriak-teriak tapi dengan mengetahui asal mula sejarah bangsa kita dan mengenal budaya asli di tiap daerah di Nusantara ini menurut gw udah cukup. Bahkan dengan hafal Pancasila pun, yang Cuma 5 butir itu bisa jadi awal yang baik. Hal yang tampak sulit dilakukan sama Cinta Laura ;p E.S Ito, menurut gw berhasil membuat sejarah jadi menyenangkan. Membuat sejarah menjadi sesuatu yang menarik untuk didalami, terutama sejarah bangsa kita. Dan yang pasti, E.S Ito bisa mengajak kita untuk lebih merasa “memiliki” bangsa ini dan menumbuhkan rasa nasionalisme kita dengan cara yang tidak menggurui.
Mudah-mudahan tulisan gw ini bisa jadi bahan renungan buat kita semua, sebagai generasi yang akan meneruskan bangsa ini, supaya bisa lebih “mengenal” Indonesia dengan cara menumbuhkan rasa patriotik atau Nasionalisme kita. Atau cara-cara yang digunakan kelompok KePaRad, seperti yang diceritakan di Negara Kelima, yang paling ampuh untuk generasi kita ini ?